BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pendidikan pada hakekatnya adalah suatu usaha sadar untuk meningkatkan kualitas dan kepribadian serta kemampuan sesuai dengan arah dan tujuan nasional. Dalam usaha mencerdaskan kehidupan bangsa, pendidikan memegang peran yang sangat penting. Di samping itu pendidikan merupakan landasan pokok bagi perkembangan bangsa dan negara. Sebab keberhasilan dan kemajuan yang dialami suatu bangsa dan negara sebagian besar ditentukan oleh keberhasilan pendidikan.
Di negara kita pembangunan kualitas sumberdaya manusia ditempuh melalui jalur pendidikan informal, formal, maupun nonformal. Ketiga jalur tersebut mempengaruhi watak kepribadian anak yang saling berhubungan erat dalam menciptakan situasi belajar berkualitas.
Sekolah sebagai lembaga pendidikan formal adalah salah satu lembaga pendidikan yang dilakoni dengan sengaja, terarah dan sistematis yang bertugas menciptakan kesempatan seluas-luasnya kepada setiap individu untuk mengembangkan diri sesuai dengan kemampuannya. Winkel (1989: 36) mengemukakan bahwa “ seorang guru harus memiliki kemampuan sebagai inspirator yang mampu membuat siswa bergairah dan bersemangat belajar dengan cara membangkitkan individu-individu sehingga mau belajar “.
Pada hakekatnya hasil belajar yang dicapai siswa ditandai dengan adanya perubahan sikap pada diri siswa, Slameto (1995 : 3 dan 4) mengemukakan perubahan sikap dapat terjadi akibat proses terlihat dalam perubahan pada segi pengetahuan, tingkah laku, ketrampilan, kecakapan, kemampuan pada aspek-aspek lain pada diri siswa.
Menurut Gunarso (1989 : 129) menyatakan bahwa faktor-faktor yang menyebabkan siswa kurang berprestasi salah satunya adalah faktor eksternal .Faktor yang berasal dari luar diri siswa itu sendiri misalnya faktor non sosial di antaranya keadaan udarah, waktu, tempat dan alat-alat yang dipakai untuk belajar, alat-alat pelajaran dan lain-lain (Surya Brata, 1993 : 249).
Hasil belajar siswa dalam memahami konsep-konsep kimia tidak terlepas dari kesiapan orang tua, faktor keluarga juga berpengaruh pada belajar anak, cara orang tua mendididk anaknya besar pengaruh terhadap belajar anaknya. Sutjpto Wirowidjojo, mengemukakan bahwa “ keluarga adalah lembaga pendidikan yang pertama dan utama “. Orang tua yang kurang/tidak memperhatikan pendidikan anaknya, misalnya mereka acuh tak acuh terhadap belajar anaknya tidak memperhatikan sama sekali akan kepentingan-kepentingan dan kebutuhan-kebutuhan anaknya dalam belajar, tidak mengatur waktu belajarnya, tidak memperhatikan apakah anaknya belajar atau tidak, tidak mau tahu bagaimana kemajuan belajar anaknya, kesulitan-kesulitan yang dialami dalam belajar dan lain-lain, dapat menyebabkan anak tidak/kurang berhasil dalam belajarnya.
Masyarakat merupakan faktor eksternal yang juga berpengaruh terhadap belajar siswa, kegiatan siswa dalam masyarakat dapat menguntungkan terhadap perkembangan pribadinya. Tetapi jika siswa ambil bagian dalam kegiatan masyarakat yang terlalu banyak, misalnya berorganisasi, kegiatan-kegiatan sosial, keagamaan belajarnya akan terganggu, lebih-lebih jika tidak bijaksana dalam mengatur waktunya. Perlu kiranya membatasi kegiatan siswa dalam masyarakat supaya jangan sampai mengganggu belajarnya. Kegiatan itu misalnya kursus bahasa inggris, kelompok diskusi.
Metode mengajar adalah suatu cara/jalan yang harus dilalui di dalam mengajar. Mengajar itu sendiri menurut Ign. S. Ulih Bukit Karo-Karo “ menyajikan bahan pelajaran oleh orang kepada orang lain agar orang lain itu menerima, menguasai dan mengembangkannya. Metode mengajar guru yang kurang baik akan mempengaruhi belajar siswa yang tidak baik pula. Metode mengajar guru yang kurang baik itu dapat terjadi misalnya karena guru kurang persiapan dan kurang menguasai bahan pelajaran sehingga guru tersebut menyajikannya tidak jelas atau sikap guru kepada siswa dan atau terhadap mata pelajaran itu sendiri tidak baik, sehingga siswa kurang senang terhadap pelajaran atau gurunya. Akibatnya siswa malas untuk belajar.
Kondisi dan keadaan gedung sekolah juga ada pengaruh terhadap belajar siswa, kondisi gedung sekolah yang rusak akan membuat siswa tidak nyaman dalam menerima pelajaranaan dan akan membuat hasil belajar mereka juga akan menurun. Keadaan gedung dengan jumlah siswa yang banyak serta variasi karakteristik mereka masing-masing menuntut keadaan gedung dewasa ini harus memadai di dalam setiap kelas. Bagaimana mungkin mereka dapat belajar dengan enak, kalau kelas itu tidak memadai bagi setiap siswa.
Dari hasil obserpasi pada SMA Muhammadiyah Sepa Kecamatan Amahai Kabupaten Maluku Tengah menunjukan bahwa hasil belajar siswa pada mata pelajaran kimia diakibatkan dari faktor eksternal yang mempengaruhi hasil belajar mereka, selama mengikuti belajar mengajar. Salah satu cara untuk mengetahui hasil belajar melalui pendekatan pada beberapa siswa diperoleh informasi siswa yang hasil pelajarnya menurun diakibatkan karena faktor eksternal.
Berdasarkan pandangan yang dikemukakan diatas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Faktor Eksternal Terhadap Hasil Belajar Kimia Pada Konsep Stoikiometri Pada Siswa Kelas X SMA Muhammadiyah Sepa Kecamatan Amahai Kabupaten Maluku Tengah“.
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan dasar pemikiran diatas, maka permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini adalah “ Apakah ada Pengaruh Faktor Eksternal Terhadap Hasil Belajar Kimia Pada Konsep Stoikiometri Pada Siswa Kelas X SMA Muhammadiyah Sepa Kecamatan Amahai Kabupaten Maluku Tengah?
1.3. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas maka tujuan penelitian ini adalah : untuk mengetahui Pengaruh Faktor Eksternal Terhadap Hasil Belajar Kimia Pada Konsep Stoikiometri Pada Siswa Kelas X SMA Muhammadiyah Sepa Kecamatan Amahai Kabupaten Maluku Tengah.
1.4. Manfaat Penelitian
Manfaat yang dapat penulis ungkapkan melalui penelitian ini adalah :
1. Sebagai bahan masukan bagi orang tua agar memperhatikan cara belajar anaknya ketikan beradah dirumah dan memenuhi kebutuhan-kebutuhan anaknya dalam belajar.
2. Dapat menjadi bahan masukan bagi guru kimia agar bisa melaksanakan pratikum setiap ada materi untuk dipraktekan.
3. Sebagai bahan informasi dan bahan pertimbangan kepada pihak sekolah agar melihat kondisi ruang kelas dan fasilitas belajar disekolah
4. Dapat menjadi bahan masukan bagi masyarakat agar tidak terlalu melibatkan siswa dalam kegiatan-kegiatan didalam masyarakat.
5. Sebagai bahan informasi bagi peneliti selanjutnya yang relevan dengan penelitian ini.
1.5. Penjelasan Istilah
1. Faktor eksternal adalah faktor yang ada diluar individu yang mempengaruh belajar siswa yaitu faktor keluarga, sekolah dan masyarakat.
2. Hasil belajar adalah perolehan nilai tes yang didapatkan siswa dari sejumlah materi dalam mata pelajaran yang dinyatakan dalam bentuk skor..
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Proses Belajar
Pada hakekatnya belajar adalah suatu proses yang di tandai dengan adanya perubahan pada diri individu, perubahan itu akibat dari proses belajar, ini dapat di lihat dari berbagai bentuk perubahan seperti, pengetahuan, sikap dan tingkah laku, ketrampilan dan kecakapan serta aspek-aspek lain yang ada pada diri siswa.
Slameto (1995 : 8) mengemukakan bahwa belajar adalah suatu proses usaha yang di lakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman itu sendiri dalam interaksi dalam lingkungannya.
Surya Brata (1984 : 6), mengemukakan bahwa seseorang yang sedang akan dapat memperoleh apa yang di pelajari yaitu:
1. Akan membawa perubahan bagi dirinya.
2. Dapat memperoleh pengetahuan dan kecakapan ilmu yang di pelajari.
3. Menambah pengalaman yang baru melalui apa yang di pelajarinya.
Proses belajar memiliki definisi tergantung pada sumber dan ahli yang merumuskan pengertian tersebut. Sebagai acuan untuk lebih memahami istilah proses belajar dapat di definisikan sebagai berikut:
1. Menurut Vernon S. Gerlach dan Ronald P.Ely dalam bukunya Teacing dan Media. A systematic Approach, belajar adalah perubahan perilaku-perilaku yang dapat diamati atau hasil yang di akibatkan dari tindakan yang diamati (Sahabuddin, 1999 : 82).
2. Belajar merupakan suatu aktifitas yang menimbulkan perubahan yang relatif, permanen sebagai akibat dari upaya-upaya yang di lakukan (Slameto, 1995 : 27).
2.2. Faktor Eksternal
Faktor eksternal siswa yakni hal-hal atau keadaan yang datang dari luar diri siswa. Faktor eksternal siswa meliputi semua situasi dan kondisi lingkungan yang tidak mendukung aktifitas siswa (Syah, 1995 : 43)
Faktor ini dibagi atas tiga macam yaitu :
1. Lingkungan keluarga, contohnya : ketidak harmonisan antara ayah dan ibu, rendahnya kkehiiduupan ekonomi keluarga dan lainnya.
2. Lingkungan perkampungan atau lingkungan masyarakat, contohnya : wilayah perkampungan kumuh dan teman sepermainan yang nakal.
3. Lingkungan sekolah, contohnya : kondisi dan letak gedung sekolah serta alat-alt belajar yang berkualitas rendah dan lainnya.
Sejalan dengan pendapat diatas Ahmadi dan Sutrisno mengelompokkan faktor-faktor kesulitan belajar adalah sebagai berikut
1. Faktor internal (faktor dalam diri manusia) faktor jasmania, meliputi faktor kesehatan. Proses belajar seseorang jika kesehatannya terganggu, selain itu juga ia akan cepat lelah, kurang bersemangat, mudah pusing, semua faktor itu akan mempengaruhi hasil belajarnya.
2. Faktor eksternal (faktor dari luar diri manusia) yangg meliputi :
a. Faktor lingkungan keluarga yang termasuk lingkungan ini adalah
1. Faktor orang tua : meliputi cara mendidik anak, hubungan orang tua dan anak, contoh dan bimbingan dari orang tua.
2. Faktor suasana dan keadaan rumah meliputi : suasana yang terlalu gaduh, tegang, banyak cekcok dalam keluarga mengakibatkan anak tidak betah tinggal dirumah sehingga kegiatan belajarnya dapat terganggu.
3. Faktor ekonomi keluarga : ekonomi yang kurang atau terlaalu kaya juga mempengaruhi belajar siswa
b. Faktor lingkungan sekolah, yang termasuk faktor ini adalah :
1. Faktor guru meliputi : guru yang kurang kualitif, hubunga guru dengan murid kurang baik (akibat daari guru yang kurang senyum, suka marah, suka membentak dan lainnya), guru tidak pandai menerangkan, sinis dan sombong dan semua faktor lain yang diakibatkan oleh guru yang dapat menjadi penyebab kesulitan belajar siswa.
2. Alat belajar di sekolah : alat pembelajaran yang kurang lengkap, membuat penyajian kurang baik, terutama pelajaran yang bersifat pratikum, kurang alat-alat laboratorium.
3. Faktor kondisi gedung terutama ditujukan pada ruang kelas tempat belajar anak jika gedung dekat dengan tempat keramaian, ruang gelap laintai basah, ruang sempit, maka situasi belajar kurang baik.
4. Kurikulum yang kurang baik
5. Waktu sekolah dan disiplin kurang
c. Faktor lingkngan masyarakat dan media masa yang meliputi :
1. Lingkungan masyarakat yaitu : teman bergaul, lingkungan tetangga dan segalah aktifitas dalam masyarakat.
2. Media massa yaitu TV, surat kabar, majalah, buku-buku komik, hal ini yang menjadi penghambat apabila anak terlalu banyak menggunakan waktunya untuk hal tersebut.
2.3. Hasil Belajar
Hasil belajar merupakan akibat dari suatu proses belajar, proses adalah kegiatan yang dilakukan oleh siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran, sedangkan prestasi belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima pelajaran (Sudjana, 1996 : 25).
Setiap usaha yang dilakukan termasuk kegiatan belajar selalu diinginkan mendapat hasil belajar yang lebih baik. Dalam hal ini hasil belajar diartikan sebagai suatu kemampuan yang maksimum yang dicapai seseorang sebagai akibat dari kegiatan belajar.
Winkel (1989 : 35) mengartikan kata berprestasi sebagi bukti keberhasilan usaha yang dicapai. Jadi, hasil belajar adalah istilah yang digunakan untuk menunjukan tingkat keberhasilan yang dicapai oleh seseorang setelah melakukan usaha tertentu. Dalam kaitannya dengan usaha belajar, prestasi menuju kepada tingkat keberhasilan yang dapat dicapai oleh pembelajaran setelah melakukan kegiatan belajar dalam suatu kurun waktu tertentu.
2.4. Hubungan Faktor Eksternal dan Hasil Belajar
Dalam suatu interaksi belajar mengajar seharusnya diakhiri dengan suasana yang memberi suatu kepuasan yang tidak hanya tergantung pada latihan saja tetapi juga pada kepuasan sehubungan dengan hasil yang yang dicapai. Ditinjau dari pendekatan sistem dapat diperlihatkan berbagai faktor yang mempengaruhi hasil belajar yaitu : faktor dari luar (eksternal) faktor instrumental yaitu faktor-faktor yang penggunaannya dirancang sesuai dengan hasil belajar yang diharapkan. Faktor-faktor instrumental antara lain:
a. Fasilitas
Fasilitas penunjang yang dimiliki oleh sekolah harus lengkap untuk memperlancar proses belajar mengajar, misalnya laboratorium kimia, bahan-bahan kimia, dan lain-lain.
b. Guru
Kelengkapan dari jumlah guru dan kualitas dari guru tersebut akan mempengaruhi hasil belajar. Jika setiap guru memiliki kemampuan, kedisiplinan, dan cara mengajar yang baik akan memungkinkan siswa belajar dengan baik (Tim Pengembangan MKDK IKIP) Semarang, 1990 : 148-156). Hasil belajar merupakan tolak ukur maksimal yang dicapai siswa setelah melakukan belajar.
Apabila latar belakang orang tua rendah kemudian menyebabkan mereka acuh tak acuh terhadap belajar anaknya, tidak memperhatikan kepentingan-kepentingan dan kebutuhan-kebutuhan anaknya dalam belajar, tidak mengatur waktu belajarnya, tidak menyediakan atau melengkapi alat belajarnya, tidak memperhatikan apakah anaknya belajar atau tidak, tidak mau tahu bagaimanakah kemajuan belajar anaknya, kesulitan-kesulitan dialami dalam belajar, sehingga menyebabkan anaknya kurang berhasil dalam belajarnya. Demikian cara mendidik yang kurang bijaksana. Jadi dapat disimpulkan bahwa tingkat pendidikan orang tua akan berpengaruh terhadap hasil belajar siswa.
Lingkungan keluarga adalah proses transformasi perilaku dan sikap di dalam kelompok atau unit sosial terkecil dalam masyarakat. sebab keluarga merupakan lingkungan budaya yang pertama dan utama dalam menanamkan norma dan mengembangkan berbagai kebiasaan dan perilaku yang penting bagi kehidupan pribadi, keluarga dan masyarakat. kunci keberhasilan pendidikan dalam keluarga sebenarnya terletak pada pendidikan rohani dengan artian keagamaan, beberapa hal yang memegang peran penting dalam membentuk pandangan hidup seorang meliputi pembinaan akidah, akhlak, keilmuan dan kreatifitas yang mereka miliki.
Hasil belajar banyak dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik faktor internal maupun faktor eksternal siswa. Prestasi belajar siswa pada hakekatnya merupakan hasil interaksi dari faktor-faktor tersebut meliputi :
Ø Faktor yang berasal adari dalam diri siswa sendiri (Internal)
Yang termasuk dalam faktor internal yaitu faktor jasmaniah baik yang bersifat bawaan, maupun yang diperoleh termasuk faktor ini adalah panca indra yang tidak berfungsi sebagaimana mestinya. Faktor psikologi yang bersifat bawaan maupun yang diperoleh, yang termasuk faktoir ini adalah intelegensi, minat, bakat dan motivasi.
Ø Faktor yang berasal dari luar diri siswa (Eksternal)
Beberapa teori berpendapat bahwa manusia lahir telah mempunyai bakat atau bawaan yang sama sekali tidak dapat diubah, pendidikan menambah kekuatan dari bakat atau bawaan itu sendiri. Seperti yang dikemukakan oleh Stem dengan teori konvergensinya bahwa perkembangan manusia adakah hasil panduan kerja sama konvergensi antara faktor bakat dan alam sekitarnya (Sarwono, 1984 : 31).
Kimia sebagai salah satu mata pelajaran pendidikan yang diberikan di sekolah dalam proses pembelajaranya membutuhkan instrumen penilaian dalam bentuk tes hasil belajar. Tes hasil belajar kimia merupakan salah satu instrumen yang harus dibuat oleh guru yang berisi sekumpulan pertanyaan yang digunakan untuk mengetahui bagaimana keberhasilan siswa dalam proses pembelajaran.
Pendidikan dalam hal ini adalah guru dapat mengetahui sejauhmana siswa telah mengerti bahan yang diajarkan. Menurut A. Rohisjakers (1987 : 14). Penilaian adalah memberi informasi tentang hasil pekerjaan yang telah disajikan. Alat untuk mengevaluasi disebut tes yang digunakan untuk menilai hasil belajar siswa dan keberhasilan dan seorang guru dalam mengajar.
2.5. Materi Stoikiometri
A. Tata Nama Senyawa Sederhana
Pada mulanya, penamaan senyawa didasarkan pada berbagai hal, seperti nama tempat, nama orang, atau sifat tertentu dari senyawa yang bersangkutan.
Contoh :
a. Garam glauber, yaitu natrium sulfat (Na2 SO4) yang ditemukan oleh J.R. Glauber.
b. Salmiak, yaitu amonium klorida (NH4CL) yang mulanyadiperoleh dari kotoran sapi didekat kuil untuk dewa Jupiter Ammon di Mesir.
c. Soda pencuci, yaitu natrium karbonat (Na2CO3) yang digunakan untuk melunakkan air (membersihkan air dari ion Ca2+ dan ion Mg2+).
Cara penamaan seperti itu jelas tidak dapat digunakan lagi. mustahil bagi kita untuk menghafalkan jutaan nama jika setiap nama berdiri sendiri, tanpa aturan tertentu. Untuk mengatasi masalah tersebut, himpunan kimia sedunia yang dikenal dengan IUPAC (international Union of Pure and Applied Chemistry) telah merumuskan tata nama senyawa kimia. Nama yang didasarkan pada aturan IUPAC ini kita kenal sebagai nama IUPAC. Di samping nama IUPAC, banyak juga senyawa kimia yang mempunyai nama lazim, yaitu nama yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari atau dalam perdagangan.
B. Hukum-Hukum Dasar Kimia
Penerapan metode ilmiah dalam ilmu kimia dimulai oleh Antoine Laurent Lavoisier (1743 - 1794) yang menemukan bahwa pada reaksi kimia tidak terjadi perubahan massa (hukum kekekalan massa). Selanjutnya, Joseph Louis Proust (1754 – 1826) menemukan bahwa unsur-unsur membentuk senyawa dalam perbandingan tertentu (hukumperbandingan tetap).
Kedua hukum tersebut merupakan dasar dari teori kimia yang pertama, yaitu teori atom yang dikemukakan oleh John Dalton sekitar tahun 1803. Selanjutnya, dalam rangka menyusun teori atomnya, John Dalton menemukan hukum dasar kimia yang ketiga, yang disebut hukum kelipatan perbandingan.
Ø Hukum Lavoisier (hukum kekekalan massa)
Antoine Laurent Lavoisier telah menyelidiki massa zat sebelum dan sesudah reaksi. Lavoisier menimbang zat sebelum bereaksi kemudian menimbang hasil reaksinya. Ternyata massa zat sebelum dan sesudah reaksi selalu sama.
Ø Hukum Proust (hukum perbandingan tetap)
Pada tahun 1799, Joseph Louis Proust menemukan satu sifat penting dari senyawa, yang disebut Hukum Perbandingan Tetap. Berdasarkan penelitian terhadap berbagai senyawa yang dilakukannya, Proust nyawa yang menyimpulkan bahwa perbandingan massa unsur-unsur dalam suatu senyawa adalah tertentu dan tetap. Senyawa yang sama, meskipun berasal dari daerah yang berbeda atau dibuat dengan cara-cara yang berbeda, ternyata mempunyai komposisi yang sama.
Ø Hukum Dalton (hukum kelipatan berganda)
Hukum dasar kimia yang ketiga dikemukakan oleh John Dalton dan dikenal sebagai hukum kelipatan berganda. Hukum kelipatan berganda berkaitan dengan senyawa-senyawa yang terbentuk dari pasangan unsur yang sama. Misalnya, karbon monoksida (CO) dan karbon dioksida (CO2) adalah dua senyawa yang terbentuk dari pasangan unsur yang sama, yaitu karbon dan oksigen. Dalton menyatakan: “Jika massa dari salah satu unsur dalam kedua senyawa itu sama, maka perbandingan massa unsur yang satu lagi dalam kedua senyawa itu merupakanbiangan buat dan sederhana”.
C. Persamaan Reaksi
Reaksi kimia mengubah zat-zat asal (pereaksi = reaktan) menjadi zat-zat baru (produk). Misalnya, reaksi antara gas hidrogen dengan gas oksigen membentuk air. Perubahan yang terjadi dapat di paparkan dengan menggunakan rumus kimia zat-zat yang terlibat dalam reaksi. Cara pemaparan ini kita sebut persamaan reaksi. Persamaan reaksi antara gas hidrogen dan gas oksigen membentuk air di paparkan sebagai berikut.
D. Hukum Gay Lussac dan Hipotesis Avogadro
1. Hukum Gay Lussac
Henry Cavendish (1731-1810), seorang ahi kimia kebangsaan inggris, menemukan fakta bahwa perbandingan volum hidrogen : volum oksigen dalam membentuk air adalah 2 : 1, dengan syarat kedua gas itu di ukur pada suhu (T) dan tekanan (P) yang sama. Pada tahun 1809, Joseph Lois Gay Lussac (1778-1850) asal prancis tertarik pada penemuan tersebut, kemudia melakukan percobaan terhadap bebagai reaksi gas dan menemukan hasil sebagai berikut.
2. Hivotesis avogadro
Mengapa perbandingan volum gas-gas dalam suatu reaksi merupakan bilangan sederhana? Banyak ahli, termasuk dalton dan gay lussac, gagal menjelaskan hukum perbandingan volum yang di temukan oleh gay lussac. Penyebab kegagalan mereka adalah anggapan bahwa partikel unsur selalu berupa atom. Barulah pada tahun 1811, Amadeo Avogadro (1776-1856) dari Italia, mengemukakan bahwa partikel unsur tidak harus berupa atom yang berdiri sendiri tetapi dapat juga berupa gabungan dari beberapa atom yang di sebut molekul Molekul Unsur. Avogadro dapat menjelaskan hukum perbandingan volum dengan mengajukan hipotesis sebagai berikut: pada suhu dan tekanan sama, semua gas bervolum sama mengandung jumlah moekul yang sama pula. Jadi, perbandingan volum gas-gas itu juga merupakan perbandingan jumlah molekul yang terlibat dalam reaksi. Dengan kata lain, perbandingan voum gas-gas yang bereaksi sama dengan koefesien reaksinya. Marilahy kita melihat bagaimana hipotesis avogadro dapat menjelaskan hukum perbandingan volum dan sekaligus dapat menentukan rumus molekul berbagai un sur dan senyawa.
E. Konsep Mol
1. Pengertian Mol
Anda telah mengetahui bahwa partikel materi (atom , molekul atau ion) mempunyai ukuran yang sangat kecil. Oleh karena itu, sekecil apapun jumlah zat yang kita ambil akan mengandung sejumlah besar partikel. Misalnya, dalam setetes air terdiri dari sekitar 1,67 x 1021 molekul (= 1,67 miliar triliun). Untuk mengatasi penggunaan bilangan yang sangat besar ini, maka ahli kimia memberlakukan satuan jumlah khusus, yaitu mol. Jadi, mol merupakan satuan jumlah, sama seperti lusin dan grsos, hanya saja mol menyatakan jumlah yang jauh lebih besar. 1 mol = 6,02 x 1023 (= 602 miliar triliun)
Bilngan 6,02 x 1023 ini di sebut tatapan avogadro (untuk menghormati Amadeo Avogadro, seorang ilmuan Italia) dan di nyatakan dengan lambang L (untuk menghormati J. Loscmidt (1821-1895), orang pertama yang menghitung jumlah molekul suatu zat). L = 6,02 x 1023
F. Stoikiometri Senyawa
Rumus molekul suatu senyawa menyatakan jenis dan jumlah atom-atom unsur dalam satu molekul senyawa itu, sedangkan rumus emperis menyatakan perbandingan paling sederhana dari otom-atom unsur penyusun senyawa.
G. Stoikiometri Reaksi
Stoekiometri reaksi berkaitan dengan aspek kuantitatif zat-zat yang terlibat dalam reaksi. Stoikiometri penting dalam merencanakan suatu reaksi di laboratorium atau industri.
· Koefesien raksi sebagai dasr stoikiometri reaksi
· Hitungan kimia sederhana
· Pereaksi pembatas
· Hitungan yang melibatkan campuran
· Penentua rumus kimia hidrat
2.6. Hipotesis
Berdasarkan latar belakang dan kajian teori yang diuraikan maka hipotesis penelitian yang dikemukakan adalah :
H 1 : Ada pengaruh faktor eksternal terhadap hasil belajar kimia pada konsep stoikiometri pada siswa kelas X SMA Muhammadiyah Sepa Kecamatan Amahai
H0 : Tidak ada pengaruh faktor eksternal terhadap hasil belajar kimia pada konsep stoikiometri pada siswa kelas X SMA Muhammadiyah Sepa Kecamatan Amahai
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Tipe Penelitian
Dalam penelitian ini penulis menggunakan tipe penelitian deskriptif korelasional, yakni memberikan gambaran secara aktual tentang faktor eksternal terhadap hasil belajar siswa SMA Muhammadiyah Sepa Kecamatan Amahai Kabupaten Maluku Tengah.
3.2. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian dilaksanakan di SMA Muhammadiyah Sepa Kecamatan Amahai Kabupaten Maluku Tengah
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan dari tanggal 28 Januari sampai 12 Pebruari 2011.
3.3. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X yang terdiri dari 2 (dua) Kelas yaitu Kelas X1 yang berjumlah 23 orang dan Kelas X2 yang berjumlah 24 orang pada SMA Muhammadiyah Sepa Kecamatan Amahai
2. Sampel
Sampel penelitian ini yaitu sampel penuh diambil secara keseluruhan yaitu Kelas X1 dan X2 yang berjumlah 47 orang.
3.4. Variabel Penelitian
Yang menjadi variabel penelitian ini adalah :
1. Variabel bebas / Pengaruh (X)
Ø Lingkungan keluarga dengan indikator : orang tua, suasana/keadaan rumah dan ekonomi keluarga.
Ø Lingkungan sekolah dengan indikator : guru, dan kondisi gedung sekolah.
Ø Lingkungan masyarakat dengan indikator : biaskop, media massa, TV, buku-buku komik dan teman bergaul.
2. Variabel terpengaruh / terikat (Y)
Hasil belajar dengan indikator : nilai rata-rata siswa pada akhir proses pembelajaran dengan konsep stoikiometri.
3.5. Teknik Pengumpulan Data
1. Angket
Angket adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden. Angket berisikan pertanyaan-pertanyaan faktor eksternal yang terkait dengan keadaan siswa kelas X SMA Muhammadiyah Sepa Kecamatan Amahai Kabupaten Maluku Tengah. Pertanyaan yang diajukan dalam bentuk pertanyaan tertutup, yakni untuk mengetahui faktor eksternal dalam keluarga yang mempengaruhi hasil belajar siswa yang terdiri dari 5 (lima) item, dan untuk mengetahui faktor eksternal di sekolah yang mempengaruhi hasil belajar terdiri dari 6 (enam) item, serta untuk mengetahui faktor eksternal dalam masyarakat terdiri dari 4 (empat) item. Sedangkan untuk mengatahui hasil belajar siswa menggunakan pertanyaan dalam bentuk pilihan ganda.
2. Tes
Tes digunakan untuk mengukur pencapaian seseorang setelah mempelajari sesuatu, untuk memperoleh data penelitian tentang hasil belajar siswa SMA Muhammadiyah Sepa Kecamatan Amahai, maka diperlukan alat pengumpulan data atau instrumen. Instrumen penelitian adalah tes hasil belajar yang dilakukan pada akhir proses pembelajaran dengan konsep stoikiometri.
3.6. Teknik Analisa Data
Teknik analisa data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan rumus korelasi product moment dari Karl Person sebagai berikut :
Keterangan :
r = Angka indeks korelasi
N = Jumlah anak yang menjadi sampel
∑XY = Jumlah faktor eksternal antara skor dan hasil belajar
∑X = Jumlah seluruh faktor eksternal
∑Y = Jumlah seluruh daktor internal
Sekor gabungan faktor eksternal dan hasil belajar dengan kategorinya :
SS = Sangat setuju : Skornya 3
S = Setuju : Skornya 2
STS = Sangat tidak setuju : Skornya 1
15 – 25 = Rendah
26 – 35 = Sedang
36 – 45 = Tinggi
Untuk mengetahui besarnya pengaruh faktor eksternal variabel (X) terhadap variabel hasil belajar (Y) maka digunakan rumus koofisien penentu (KP) :
Kp = r2
Dimana KP = Koofisien penentu
= Koofisien korelasi (J. Supranto, 2003 : 122
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Kegiatan Penelitian
Gambaran umum tentang penelitian di lingkungan sekolah SMA pada Muhammadiyah Sepa Kecamatan Amahai Kabupaten Maluku Tengah, dilaksanakan bulan Januari sampai dengan bulan Pebruari 2011. Kegiatan dilaksanakan setelah mendapat persetujuan dari Bapak kepala sekolah serta guru bidang studi kimia pada SMA Muhammadiyah Sepa Kecamatan Amahai Kabupaten Maluku Tengah, dan peneliti melaksanakan penelitian pada siswa kelas SMA Muhammadiyah Sepa yang berjumlah 47 siswa dengan langkah-langkah kegiatan penelitian sebagai berikut :
a. Memilih subyek penelitian yaitu seluruh siswa kelas X SMA Muhammadiyah Sepa yang terdiri dari 2 kelas.
b. Menggabungkan kelas X1 dan X2 yang dijadikan sampel penelitian.
c. Setelah itu peneliti menyebarkan angket untuk mendapatkan data faktor eksternal.
d. Peneliti dibantu oleh guru kimia melaksanakan proses pembelajaran dengan konsep stoikiometri.
e. Peneliti melaksanakan tes kepada siswa untuk mendapat nilai hasil belajar kimia.
f. Setelah itu peneliti melakukan pengolahan data.
4.2. Hasil Penelitian
4.1.1. Analisis Deskripsi Faktor Eksternal Terhadap Hasil Belajar
a. Hasil Penskoran terhadap Faktor Eksternal
Berdasarkan perhitungan data faktor eksternal pada lampiran 1 diketahui bahwa skor tertinggi adalah 40 dan skor terrendah adalah 22 lebih jelasnya akan ditujukan pada tabel berikut ini :
Tabel 1. Hasil Penskoran Terhadap Faktor Eksternal
No | Inisial | X |
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 | ARL AKB AG ARY AN AW ESS FAFW FN IRL KNS KRW MFL NK PS RHN RT RS RGL IHH YM SS SRT AHS AP ADT AEN ATK BT DW ERL FS FW FH JS AK LJW NYT PKS RL RW RRW RS RL SKW SSN TNS | 26 30 30 31 28 27 35 40 39 31 33 22 34 32 35 34 29 33 33 29 27 31 28 29 31 31 23 27 25 32 28 26 29 26 32 28 22 33 32 30 30 27 24 23 33 32 32 |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar