Sabtu, 16 Juli 2011

Upaya Membantu Siswa Mengingat Kembali Materi Pelajaran Matematika Lewat Metode Belajar Aktif Model Meninjau Kembali Kesulitan Materi Pelajaran Pada Siswa Kelas …………………………………….. Tahun Pelajaran ....”.


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Akhir dari rangkaian proses belajar mengajar adalah tes akhir suatu mata pelajaran yang dilakukan melalui tes formatif, tes akhir cawu, tes akhir semester atau tes ujian kenaikan kelas bagi siswa kelas enam sekolah dasar. Di dalam menghadapi tes ujian kenaikan kelas bagi siswa Kelas ………………. sekolah dasar perlu adanya refreshing terhadap materi ajar yang telah diterima oleh siswa selama mengikuti proses belajar mengajar.
Bagaimanakah caranya agar siswa tidak melupakan materi pelajaran yang telah diterimanya agar siswa nantinya siap menghadapi ujian kenaikan kelas yang siap atau tidak siap harus mereka hadapi. Bagaimanakah membuat suatu materi ajar agar agar tidak terlupakan oleh anak didik. Dalam  hal ini guru harus mencari metode untuk mengingatkan segala memori di benak siswa yang telah mereka terima. Guru harus bisa membangkitkan kembali memori itu.
Salah satu metode pengajaran yang bisa membuat anak bisa dan harus mengingat kembali materi pelajaran yang telah mereka terima adalah cara belajar aktif model pembelajaran meninjau ulang kesulitan pada materi pelajaran.
Belajar memerlukan keterlibatan mental dan kerja siswa sendiri. Penjelasan dan pemeragaan semata tidak akan membuahkan hasil belajar yang hanyalah kegiatan belajar aktif.
Agar belajar manjadi aktif, siswa harus mengerjakan banyak sekali tugas. Mereka haru menggunakan otak, mengkaji gagasan, memecahkan masalah, dan menerapkan apa yang mereka pelajari. Belajar aktif harus gesit, menyenangkan, bersemangat dan penuh gairah. Siswa bahkan sering meninggalkan tempat duduk mereka, bergerak leluasa dan berfikir keras (moving about dan thinking aloud).
Bertitik tolak dari latar belakang permasalahan tersebut di atas maka dalam  penelitian ini penulis mengambil judul “ Upaya Membantu Siswa Mengingat Kembali Materi Pelajaran Matematika Lewat Metode Belajar Aktif Model Meninjau Kembali Kesulitan Materi Pelajaran Pada Siswa Kelas …………………………………….. Tahun Pelajaran ....”.

B. Permasalahan
      Berdasarkan pada latar belakang tersebut, maka masalah yang timbul dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1.      Bagaimanakah tingkat penguasaan materi pelajaran Matematika siswa Kelas ………………………………………. Tahun Pelajaran ....?
2.      Bagaimanakah tingkat penguasaan materi pelajaran Matematika yang telah diterima siswa dalam menghadapi ujian kenaikan kelas?
3.      Bagaimanakah pengaruh metode belajar aktif model meninjau kembali pada materi pelajaran dalam mengingatkan kembali materi pelajaran matematika yang telah dipelajari pada siswa Kelas ……………………………………….Tahun Pelajaran ....?

C. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan permasalahan di atas, penelitian ini bertujuan untuk:
1.      Mengetahui tingkat pengusasaan materi pelajaran matematika yang telah dipelajari pada siswa Kelas ………………………..Tahun Pelajaran .....
2.      Mengetahui pengaruh metode belajar aktif model meninjau kembali kesulitan pelajaran matematika pada siswa Kelas ………………………………… Tahun Pelajaran .....
D.   Hipotesis Tindakan
Berdasarkan pada permasalahan dalam penelitian tindakan yang berjudul ……………………………. yang dilakukan oleh peneliti, dapat dirumuskan hipotesis tindakan sebagai berikut:
"Jika Proses Belajar Mengajar Siswa Kelas ………………. menggunakan metode………………. dalam menyampaikan materi pembelajaran, maka dimungkinkan minat belajar dan hasil belajar siswa kelas …………………… akan lebih baik dibandingkan dengan proses belajar mengajar yang dilakukan oleh guru sebelumnya".





E. Manfaat Penelitian
Penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi:
1.      Sekolah sebagai penentu kebijakan dalam upaya meningkatkan prestasi belajar siswa khususnya pada mata pelajaran matematika.
2.      Guru, sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan metode pembelajaran yang dapat memberikan manfaat bagi siswa.

F.   Penjelasan Istilah
Agar tidak terjadi salah persepsi terhadap judul penelitian ini, maka perlu didefinisikan hal-hal sebagai berikut:
1.      Metode kooperatif adalah:
Suatu pengajaran yang melibatkan siswa untuk bekerja dalam kelompok-kelompok untuk menetapkan tujuan bersama
2.      Motivasi belajar adalah:
Merupakan daya penggerak psikis dari dalam diri seseorang untuk dapat melakukan kegiatan belajar dan menambah keterampilan, pengalaman. Motivasi mendorong dan mengarah minat belajar untuk tercapai suatu tujuan.
3.      Prestasi belajar adalah:
Hasil belajar yang dinyatakan dalam bentuk nilai atau dalam bentuk skor, setelah siswa mengikuti pelajaran matematika.

G. Batasan Masalah
Karena keterbatasan waktu, maka diperlukan pembatasan masalah yang meliputi:
1.      Penelitian ini hanya dikenakan pada siswa kelas ……………………………….tahun pelajaran 2003/2004.
2.      Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September semester ganjil tahun palajaran 2003/2004.
3.      Materi yang disampaikan adalah pokok bahsan…………………..
















BAB II
KERANGKA TEORI

A. Definisi Pembelajaran
Pembelajaran adalah proses, cara, menjadikan orang atau makhluk hidup belajar. Sedangkan belajar adalah berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu, berubah tingka laku atau tanggapan yang disebabkan oleh pengalaman. (KBBI, 1996: 14).
Sependapat dengan pernyataan tersebut Sutomo (1993: 68) mengemukakan bahwa pembelajaran adalah proses pengelolaan lingkungan seseorang yang dengan sengaja dilakukan sehingga memungkinkan dia belajar untuk melakukan atau mempertunjukkan tingkah laku tertentu pula. Sedangkan belajar adalah suatu peoses yang menyebabkan perubahan tingkah laku yang bukan disebabkan oleh proses pertumbuhan yang bersifat fisik, tetapi perubahan dalam kebiasaan, kecakapan, bertambah, berkembang daya pikir, sikap dan lain-lain. (Soetomo, 1993: 120).
Pasal 1 Undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang pendidikan nasional menyebutkan bahwa pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.
Jadi pembelajaran adalah proses yang disengaja yang menyebabkan siswa belajar pada suatu lingkungan belajar untuk melakukan kegiatan pada situasi tertentu.
B.   Tinjauan Tentang Prestrasi Belajar
1.   Pengertian Belajar
Pengertian belajar sudah banyak dikemukakan dalam kepustakaan. Yang dimaksud belajar yaitu perbuatan murid dalam bidang material, formal serta fungsional pada umumnya dan bidang intelektual pada khususnya. Jadi belajar merupakan hal yang pokok. Belajar merupakan suatu perubahan pada sikap dan tingkah laku yang lebih baik, tetapi kemungkinan mengarah pada tingkah laku yang lebih buruk.
Untuk dapat disebut belajar, maka perubahan harus merupakan akhir dari pada periode yang cukup panjang. Berapa lama waktu itu berlangsung sulit ditentukan dengan pasti, tetapi perubahan itu hendaklah merupakan akhir dari suatu periode yang mungkin berlangsung brhari-hari, berminggu-minggu, berbulan-bulan atau bertahun-tahun. Belajar merupakan suatu proses yang tidak dapat dilihat dengan nyata proses itu terjadai dalam diri seserorang yang sedang mengalami belajar. Jadi yang dimaksud dengan belajar bukan tingkah laku yang nampak, tetapi prosesnya terjadi secara internal di dalam diri individu dalam mengusahakan memperoleh hubungan-hubungan baru.
Agar belajar dapat dicapai hasil yang baik, siswa harus mau belajar dengan sebaik mungkin. Supaya mereka mau belajar dengan baik yaitu belajar dengan baik dan teratur secara sendiri-sendiri, secara kelompok dan berusaha memperkaya bahan pelajaran yang diterima di sekolah dengan bahan pelajaran ditambah dengan usaha sendiri. Belajar dengan baik dapat diciptakan, apabila guru dapat mengorganisir belajar siswa, sehigga minat dan motivasi belajar dapat ditumbuhkan dalam suasana kelas yang menggairahkan. Tugas siswa mengorganisir terletak pada si pendidik, oleh karena itu bagaimana cara membantu si pendidik dalam menggunakan alat pelajaran yang ada.
Belajar merupakan aktivitas/usaha perubahan tingkah laku yang terjadi pada dirinya atau diri individu. Perubahan tingkah laku tersebut merupakan pengalaman-pengalaman baru. Dengan belajar individu mendapatkan pengalaman-pengalaman baru. Perubahan dalam kepribadian yang menyatakan sebagai suatu pola baru dan pda reaksi yang berupa kecakapan, sikap, kebiasaan, dan kepandaian. Untuk mempertegas pengertian belajar penulis akan memberikan kesimpulan bahwa belajar adalah suatu proses lahir maupun batin pada diri individu untuk memperoleh pengalaman baru dengan jalan mengalami atau latihan.
2.   Pengertian Prestasi Belajar
Sebelum dijelaskan pengertian mengenai prestasi belajar, terlebih dahulu akan dikemukakan tentang pengertian prestasi. Sudah dijelaskan di muka bahwa yang dimaksud dengan prestasi adalah hasil yang telah dicapai. Dengan demikian bahwa prestasi merupakan hasil yang telah dicapai oleh seseorang setelah melakukan sesuatu pekerjaan/aktivitas tertentu.
Jadi prestasi adalah hasil yang telah dicapai oleh karena itu semua individu dengan adanya belajar hasilnya dapat dicapai. Setiap individu belajar menginginkan hasil yang yang sebaik mungkin. Oleh karena itu setiap individu harus belajar dengan sebaik-baiknya supaya prestasinya berhasil dengan baik. Sedang pengertian prestasi juga ada yang mengatakan prestasi adalah kemampuan. Kemampuan di sini berarti yang dimampui individu dalam mengerjakan sesuatu. Jika dibandingkan dengan pendapat yang pertama, maka pengertiannya sama yaitu berupa hasil yang diperoleh dari kemampuan seseorang.
Pengertian dari dua kata prestasi dan belajar atau prestasi belajar berarti hasil belajar, secara lebih khusus setelah siswa mengikuti pelajaran dalam kurun waktu tertentu. Berdasarkan penilaian yang dilaksanakan guru di sekolah, maka prestasi belajar dituangkan atau diwujudkan dalam bentuk angka (kuantitatif) dan pernyatan verbal (kualitatif). Prestasi belajar yang dituangkan dalam bentuk angka misalnya 10, 9, 8, dan seterusnya. Sedangkan prestasi belajar yang dituangkan dalam bentuk pernyataan verbal misalnya, baik sekali, baik, sedang, kurang, dan sebagainya.
Berdasarkan kapan tes atau evaluasi harus dilaksanakan evaluasi sumatif, evaluasi formatif dan evaluasi belajar tahab akhir, dengan demikian ada prestasi belajar formatif  yaitu hasil belajar yang diproleh siswa setelah mengikuti satuan pelajaran, prestasi sumatif yaitu prestasi yang diperoleh setelah mengikuti peralajaran selama satu semester/catur wulan, dan prestasi ujian kenaikan kelas pada jenjang tertentu.
3.   Pedoman Cara Belajar
Untuk memperoleh prestasi/hasil belajar yang baik harus dilakukan dengan baik dan pedoman cara yang tepat. Setiap orang mempunyai cara atau pedoman sendiri-sendiri dalam belajar. Pedoman/cara yang satu cocok digunakan oleh seorang siswa, tetapi mungkin kurang sesuai untuk anak/siswa yang lain. Hal ini disebabkan karena mempunyai perbedaan individu dalam hal kemampuan, kecepatan dan kepekaan dalam menerima materi pelajaran.
Oleh karena itu tidaklah ada suatu petunjuk yang pasti yang harus dikerjakan oleh seorang siswa dalam melakukan kegiatan belajar. Tetapi faktor yang paling menentukan keberhasilan belajar adalah para siswa itu sendiri. Untuk dapat mencapai hasil belajar yang sebaik-baiknya harus mempunyai kebiasaan belajar yang baik.

C. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Prestasi Belajar
Telah dikatakan di muka bahwa belajar adalah berusaha memperoleh kepandaian, ilmu pengetahuan. Sampai dimanakah perubahan itu dapat dicapai atau dengan kata lain berhasil baik atau tidaknya belajar itu tergantung pada macam-macam faktor.
Adapun faktor-faktor itu, dapat dibedakan menjadi dua golongan yaitu:
a.    Faktor yang ada pada diri siswa itu sendir yang kita sebut faktor individu.
Yang termasuk ke dalam faktor individu antara lain faktor kematangan atau pertumbuhan, kecerdasan, latihan, motivasi, dan faktor pribadi.
b.    Faktor yang da pada luar individu yang kita sebut dengan faktor sosial
Sedangkan yang faktor sosial antara lain faktor keluarga, keadaan rumah tangga, guru, dan cara dalam mengajarnya, lingkungan dan kesempatan yang ada atau tersedia dn motivasi sosial.
Berdasarkan faktor yang mempengaruhi kegiatan belajar di atas menunjukkan bahwa belajar itu merupaka proses yang cukup kompleks. Artinya pelaksanaan dan hasilnya sangat ditentukan oleh faktor-faktor di atas. Bagi siswa yang berada dalam faktor yang mendukung kegiatan belajar akan dapat dilalui dengan lancar dan pada gilirannya akan memperoleh prestasi atau hasil belajar yang baik.
Sebaliknya bagi siswa yang berada dalam kondisi belajar yang tidak menguntungkan, dalam arti tidak ditunjang atau didukung oleh faktor-faktor diatas, maka kegiatan atau proses belajarnya akan terhambat atau menemui kesulitan.
Aktivitas belajar individu memang tidak selamanya menguntungkan. Kadang-kadang juga tidak lancar. Kadang-kadang mudah menangkap apa yang dipelajari, kadang-kadang sulit mencerna materi pelajaran. Dalam keadaan dimana anak didik/siswa dapat belajar sebagaimana mestinya, itulah yang disebut kesulitan belajar.

D. Bagaimana Menjadikan Siswa Aktif Sejak Awal
Dalam memulai pelajaran apapun, kita sangat perlu menjadikan siswa aktif semenjak awal. Jika tidak, kemungkinan besar kepasifan siswa akan melekat seperti semen yang butuh waktu lama untuk mengeringkannya. Susunlah aktivitas pembuka yang menjadikan siswa lebih leluasa, ikut berfikir, dan memperlihatkan minat terhadap pelajaran. Pengalaman-pengalaman ini bisa dianggap sebagai hidangan pembuka sebelum makana utama, pengalaman ini membuat siswa berselera untuk menikmati hidangan selanjutnya. Memang ada sebagian guru yang memilih untuk memulai pelajaran hanya dengan pengenalan singkat, namun menambahkan setidaknya satu latihan pembuka pada rencana pengajaran.

E.   Bagaimana Menjadikan Belajar Tidak Terlupakan
Sebagian guru mengajar hingga batas akhir masa sekolah, semester, atau bidang studi. Mereka mmungkin beranggapanbahwa pada saat –saat akhri mereka dapat mejejalkan lebih banyak informasi dan menyelesaikan topic dan materi yang masih dalam agenda mereka.
Makna dari “meyelesaiakan” mata pelajaran masih pernli dipertanyakan, karena adakalanya guru hanya sekedar menyelesaikan materi yang masih tersisa. Memaksakan diri untuk mengajar hingga batas akhir sering kali berakibat pada terjadinya pengajaran yang tidak tertata, ada yang terlewatkan, atau ada yang masih belum jelas. Sebaliknya, bila kegiatan belajar berisfat aktif, adas peluang untuk terjadinya pemahaman. Baila kita menyediakan waktu untuk memantapkan apa yang telah dipelajari, maka ada peluang untuk terjadinya pengigatan.
Pikirkanlah apa yang terjadi bila anda bekerja keras menggunakan computer, mencari informasi, memecahkan masalah, dan menyusun konsep – namun, anda lupa menyimpan hasil pekerjaan anda. Tentu saja, semua pekerjaan anda aan hilang sia-sia. Demikian pula, hasil pembelajaran dapat menghilang bila siswa tidak diberi kesempatan untuk menyimpannya.
Di samping menyimpan apa yang telah dipelajari, penting pula untuk menikmatinya.  Seperti halnya pengalaman, pembelajaran akan dapat dinikmati bila ada kesempatan untuk mengingatnya dan memberinya sentuhan akhir yang menyentuh perasaan. Sebagaimana yang telah kita bicarakan tentang “hidangan pembuka” dan “entri” dari kegiatan belajar akatif, sekarang akan kita bahas adalah “hidangan penutup”.

F.   Sepuluh Strategi untuk Membentuk Kelompok Kecil
Kerja kelompok kecil merupakan kegiatan penting dari kegiatan belajar aktif. Ini penting untuk membentuk kelompok secara cepat dan efisien dan, pada saat bersamaan, memvariasikan komposisi serta besaran kelompok di dalam kelas. Pilihan-pilihan berikut ini merupakan alternatif menarik untuk membebaskan siswa dalam memilih kelompok mereka sendiri atau menentukan jumlah anggota sesuai yang anda perintahkan.
1.      Kartu pengelompokan: Tentukan berapa banyak siswa yang ada di kelas dan berapa banyak pengelompokan yang anda inginkan selama pelajaran berlangsung. Sebagai contoh, dalam kelas yang berisi dua puluh siswa, satu kegiatan dapat memerlukan empat kelompok yang beranggotakan lima siswa; kegiatan lain bisa memerlukan lima kelompok beranggotakan empat siswa; kegiatan lainnya lagi memerlukan enam kelompok beranggotakan tiga siswa dengan dua siswa sebagai pengamat. Tandai kelompok-kelompok ini menggukan titik-titik berwarna (merah, biru, hijau, dan kungin untuk empat kelompok), stiker hias (lima stiker berbeda dengan tema yang sama untuk lima kelompok, misalnya gambar singa, monyet, macan, jerapah, gajah), dan nomor (1 hingga 6 untuk enam kelompok). Tempatkan secara acak angka, titik berwarna, dan striker pada sebuah kartu untuk masing-masing siswa dan sertakan kartu untuk masing-masing siswa. Bila anda sudah siap untuk membentuk kelompok, kenalilah kode yang anda gunakan dan arahkan siswa untuk bergabung ke dalam kelompok mereka dalam   tempat yang telah ditentukan. Siswa akan dapat bergerak cepat menuju kelomoik mereka, menghemat waktu, dantidak lagi bingung dengan apa yang harus dikerjakan. agar prosesnya lebih efisien lagi, anda mungkin perlu menempelkan tanda yang menunjukan area pertemuan kelompok.
2.      Puzzle: Belilah Puzzle Jigsaw (teka-teki menyusun potongan gambar) atau buatlah sendiri dengan memotong-motong gambar dari majalah; tempelkan potongan-potongan itu pada kertas karton tebal; dan potonglah menjadi bentuk, ukuran dan jumlah yang dikehendaki. Pilih jumlah puzzle sesuai dengan jumlah kelompok yang hendak anda buat. Pisahkan puzzle kepada tiap satu orang siswa. Bila anda sudah siap membentuk kelompok, perintahkan siswa untuk menempatkan potongan-potongan gambar yang diperlukan agar terbentuk gambar utuh.
3.      Menemuan sahabat dan keluarga fiktif terkenal: Susunlah sebuah daftar berisi anggota keluarg aatau sahabat fiktif terkenal dalam  kelompok yang beranggotakan tiga atau empat siswa (misalnya, Peter, Pan, Tinker, Kanten Hook, Wendy; Alice, Chesire, Cat, Queen of Heart, Mad Hatter; Superman, Lois Lane, Jimmy Olsen, Clark Kent). Pilihlah jumlah yang sama dari karakter fiksional sesuai jumlah siswa. Tulislah nama-nama fisonal pada kartu indeks, satu nam satu kartu, untuk membuat kelompok keluarga kartu. Acaklah kartu-kartu itu dan tiap siswa diberi satu kartu denga sebuah nama fiksional. Bila anda sudah siap cari anggota keluarga yang lain dari “keluarga” mereka. Bila kelompok orang terkenal sudah terbentuk, mereka dapat mencari tempat untuk berkumpul.
4.      Label nama: Gunakan label nama dengan bentuk atau warna yang berbeda untuk menandai pengelompokkan yang berberda.
5.      Hari kelahiran: Perintahkan siswa untuk berbaris sesuai urutan kelahiran, kemudian pecah menjadi sejumlah kelompok-kelompok yang anda perlukan untuk kegiatan tertentu. Dalm kelas yang besar, bentuklah kelompok berdasarkan bulan kelahiran. Sebagai contoh, 60 siswa bisa dibagi menjadi tiga kelompok dengan anggota yang kira-kira sama dengan menyusun kelompok yang dianggotai olehsiswa yang lahir pad (1) Januari, February, April dan April, (2) April, Juni, Juli, Agustus, dan (3) September, Oktober, November, dan April.
6.      Kartu remi: Gunakan satu dus kartu remain untuk menandai kelompok. Sebagi contoh, gunakan yoker, ratu, raja, dan as untuk membuat kelompok beranggotakan empat siswa, dan tambahkan jumlah kartu sesuai dengan jumlah kartu sesuai denga jumlah siswa. Kocoklah kartu itu dan bagikan satu kartu satu siswa, selanjutnya arahkan siswa untuk menemukan siswa yang memegang kartu yang sama guna membentuk kelompok.
7.      Sebut angka: tentukan jumlah dan kuran kelompok yang ingin anda buat, tempatkan anka pada masing-masing selipan kertas, dan tempatkan di dalam sebuah kotak. Siswa mengambil satu angka dari kotak untuk menandai kelompoknya. Sebagai contoh, jika anda menginginkan empat kelompok beranggotakan empat siswa. Anda mesti memiliki enam belar selipan kertas dengan empat kumpulan yang masing-masing terdiri dari angka 1 hingga 4.
8.      Rasa permen: Beri siswa masing-masing satu permen bebas gula deng aberbagai rasa untuk menunjukan pengelompokan. Sebagi contoh, keempat kelompok anda bisa terdiri dari lemon, anggur, cerry, dan strawberry.
9.      Pilih benda-benda yang mirip: Pilihlah maina denga tema yang sama dan gunakan untuk menunjukan atau melambangkan kelompok. Sebagi contoh, anda dapat memilih tema transportasi dan menggunakan mobil, pesawat terbang, perahu, dan kereta api. Tiap siswa akan mengambil mainan yang sama untuk membentuk kelompok.
10.  Materi siswa: Anda dapat menandai materi belajar siswa dengan mengunaan klip kertas berwarna, handout berwarna, atau stiker pada map untuk menandai kelompok.

G. Metode Belajar Aktif Model Meninjau Kesulitan pada Materi Pelajaran
1.   Uraian Singkat
      Strategi ini dirancang seperti tayangan permainan TV – jawaban diberikan terlebih dahulu, dan tantangannya adalah mengajukan pertanyaanyang cocok atau benar. Format ini bisa dengan mudah digunakan sebagai tinjauan tentang materi pelajaran.
2.   Prosedur
a.       Buatlah tiga hingga enam kategori pertanyaan tinjauan. Gunakan salah satu dari beberapa kategori umum ini:
-          Konsep atau gagasan
-          Fakta
-          Keterampilan
-          Nama
b.   Atau buatlah kategori berdasarkan topiknya. Sebagai contoh, anggur berwarna ini biasanya dihidangkan dalai temperature ruangan” bias dicocokan dengan pertanyaan “Minuman rouge itu apa sih? Kita tidak perlu memiliki jumlah pertanyaan dan jawaban yang sama dalai tiap kategori,namun kita harus menyusun petanyaan dan jawaban dengan derajat kesulitan yang terus meningkat.
3.      Perlihatkan papan permainan peninjauan kembali pada selembar kertas besar dan tebal. Umumkan kategorinya dan nilai poinnya untuk tiap kategori. Berikut adalah apana permaina sampel.
Bulan                                       Warna                                      Angka
10 poin                                    10 poin                                    10 poin
20 poin                                    20 poin                                    20 poin
30 poin                                    30 poin                                    30 poin
4.      Bentuklah tim beranggotakan tiga hingga enam orang siswa dan sediakan kartu penjawab untuk tiap tim. Jika memungkinkan, buatlah kelompok dengan beragam tingkat keterampilan atau pengetahuan.
5.   Pentahkan im untuk memilih kapten dan pencatat nilai tim.
-     Kapten tim mewakili tim. Ia merupakan salah satunya yang bisa mengacungkan kartu penjawab dan memberikan jawabanya. Kapten tim harus merundingan dengan tim sebelum memberikan jawaban.
-     Pencatat nilai bertanggung jawab menambahkan dan mengurangi nilai untuk tim mereka.
      Catatan: Sebagai moderator permainan, anda bertanggung jawab mencermati pertanyaan mana saja yang telah diajukan. Ketia tiap pertanyaan diajukan, beri tanda silang pada papan permainan. Berikan tanda centang pada pertanyaan yangsulit dijawab oleh siswa. Anda bisa kembli kepada pertanyaan ini bila permainan selesai.
      Tinjaulah beberapa aturan permainan berikut ini.
-     Kapten tim yang memegang kartu penjawab pertama mendapatan kesempatan untuk menjawab.
-     Semua jawaban harus diberikan dalai bentuk pertanyaan.
-     Jika jawaban yang diberikan benar, nilai angka untuk kategorinya akan diberikan. Jika jawabannya tidak benar, nilai angka pada skor tim dikurangi, dan tim lain berkesemapatan untuk menjawab.
-     Tim yang memberikan jawaban terakhir yang benar akan menguasai papan permainan.



6.   Variasi
a.    Sebagai alternative dari penggunaan kapten tim, perintahkan tiap anggota tim untuk mengambil giliran memainkan permainan tinjauan ulang. Dia tidak boleh berkonsultasi dengan anggota tim sebelum menjawab.
b.    Perintahkan siswa untuk membuat pertanyaan permainan.











Tidak ada komentar:

Posting Komentar


Dai & Tata
Diberdayakan oleh Blogger.

My Frent

My Frent
Opan

Entri Populer

Selamat Datang di Blog Wasolo

Perjuangan ini belum berakhir kawan....
selama kita masih bernapas, jangan pernah menyerah dengan kekurangan yang kita miliki, karena Tuhan telah memberikan yang terbaik bagi kita.
Olehnya itu, tetap berjuang untuk menjadi yang terbaik bagi orang lain.
TERIMA KASIH ATAS KUNJUNGAN ANDA DI BLOG WASOLO

Sahrul Khan

Sahrul Khan
kaka laki2

Ade

Ade
Ardy

My Frent

My Frent
If & (Alm) Dai

Man

Man
Hehehe ganteng ga...?

My Frent Is Umarella

Man & Bahtar

My Hany

Wisudaku

Pengikut

Entri Populer

Cari Blog Ini

Laman

Entri Populer

Total Tayangan Halaman

18,124